Menghitung Impian di Penghujung 2020

Hari ini menjadi hari terakhir di rangkaian waktu tahun 2020. Baru saja saya selesai vidcon dengan kawan-kawan relawan Pena Ananda Club yang mengajak membincangkan apa rencana tahun 2021 terdekat. Sama halnya dengan mereka yang memikirkan sanggar yang telah berusia 12 tahun ini, saya juga memikirkan sedalam apa kontribusi yang masih bisa saya lakukan di tahun-tahun mendatang.

Apakah ini resolusi saya?

Novel anak dengan latar lokalitas, khususnya Jawa.

Ah, apapun lah namanya, daripada menuai cibiran yang gak penting untuk saya dan kita pikirkan, hal utama adalah kita mengetahui potensi dan tantangan yang ada di tahun depan. Sebelum ini, cek kembali, apakah impian tahun ini sudah tercapai semua? Rambu paling utama dalam mereview dan menimbang capaian adalah: tidak menempatkan pandemi sebagai alasan pertama dan utama.

Mengapa? Karena pandemi dan dampaknya dirasakan semua mahluk dunia. Bukan hanya manusia, tapi juga mahluk di sekitar kita. Contoh sederhananya, dampak pada keluarga saya juga dirasakan oleh kucing-kucing kami 😃😃😃

Sepanjang 2020, saya baru berhasil mencetak 1 dari 4 novel anak yang saya tuliskan yang semuanya sudah ber-ISBN. Sejak 10 tahun lalu, masih komit untuk menerbitkan secara indie, meski pun masih belum menemukan pasar yang luas. Keterbatasan untuk mencetak, tentu saja alasannya soal biaya.

Bagaimana dengan pasar buku di masa pandemi ini?

Penurunan daya beli masyarakat terhadap buku sangat terasa yang berdampak pada beberapa penerbit mayor. Tentu hal itu juga saya rasakan meski tidak terlalu kentara. Karena buku pertama yang terbit cetak, yaitu Lawatan Untuk Emak, sejatinya memiliki segmen sendiri, segmen khusus yang jauh lebih berat karena masih rendahnya kebiasaan membaca pada kelompok ini, yaitu anak-anak pekerja migran. Kesimpulan ini berdasarkan data pendampingan beberapa LSM yang tidak bisa saya sebutkan di sini.

Wah… satu tahun hanya satu buku? Iya nih, fren… setahun hanya 1 buku solo (novel anak), 2 buku antologi (nonfiksi). Diluar buku itu, ada 1 lagu berjudul Jaga Keseimbangan yang memapar filosofi dan semangat dalam permainan egrang. Lagu ini diaransemen oleh pak Muji Prasetyo dari Banjarnegara.

Cuplikan baris pertama dan menuju baris ke dua.

Namun, hal yang tidak terduga adalah kesempatan bersama dengan sejumlah penulis, ilustrator, editor, menggarap modul PJJ Tingkat SD. Selama 5 bulan, ada 9 tema yang di dalamnya terdapat tulisan fiksi dan non-fiksi karya saya untuk kelas 5 minggu pertama. Naskah-naskah itu dipantau langsung tentang kelayakan dan kualitasnya oleh pakar literasi Indonesia, Dr. Sofie Dewayani.

Sebenarnya Desember ini memburu cetak novel anak kedua, Aku Si Omi. Namun, tugas negara belum selesai. Dan disela-sela melaksanakan tugas negara ada tugas organisasi (penulisan sejarah organisasi) yang juga perlu mendapat perhatian.

Jadi bagaimana? Masih akan beresolusi untuk 2021?

Iya dong!!!

Suka dan dukung tulisan ini.

Menuntaskan pencetakan 3 novel anak yang sudah ber-ISBN tersebut, plus 1 novel anak yang belum ada cover dan ISBN, yaitu Octopus Bintang Segaran menjadi prioritas. Plus 1 special pict book yang satu tema dengan Aku Si Omi terdiri antara 8 – 12 cerita (dalam desain awal). 

Hutang karya harus dibayar tuntas. Selanjutnya, berharap perjalanan September ke Indonesia Tengah dapat terwujud, yang berarti akan ada beberapa karya tambahan.

Secara kolektif, ada karya wajib, yaitu penulisan sejarah organisasi dan fiksi biografi sahabat seperjuangan era 1990-an.

Diluar itu semua, titah Allah tidak ada yang tahu. Sebagaimana saya tidak pernah menduga sebelumnya untuk berkesempatan menjadi bagian tim penyusun modul PJJ tingkat SD.

Menuliskan catatan ini jelas tak memuaskan saya, bahkan beresiko menuai cibiran dan sarkastik 😊 Tapi saya harus menuliskannya sebagai wujud komitmen dan catatan sebagian perjalanan hidup saya, jauh dari keinginan pamer yang mungkin membuat teman yang lain merasa berkecil hati. Catatan ini juga pelecut yang siap mendera saya di waktu-waktu mendatang sepanjang tahun 2021.

Mengakhiri catatan ini, adalah doa berulang tanpa bosan dan putus supaya Allah senantiasa melimpahkan sehat kepada kita semua. Aamiiin…..

Selamat berpisah 2020…

Selamat datang 2021…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *