Sehari Peneliti AUSAID INOVASI Mendalami Pena Ananda Club

Pagi cukup cerah ketika mas Fathoni dan mbak Lanny Octavia dari AUSAID INOVASI tiba di Pena Ananda Club, Senin (5/3/2018). Seperti biasa pula, Pena Ananda Club di pagi hari cukuplah sepi. Karena para relawan yang tersisa pun harus bekerja bahkan ada yang di luar kota, sungguh terpaksa hanya saya yang bisa menemuinya. Empat hari sebelumnya, mas Fathoni menyampaikan tujuan AUSAID Inovasi untuk melanjutkan penelitian yang sudah dimulai bulan Oktober 2017 lalu, ketika tim AUSAID Inovasi (mbak Triana) ke Pena Ananda Club melakukan pemetaan. Selama satu hari penuh, tim ini akan meneliti tentang Pena Ananda Club sebagai pihak masyarakat dalam peran aktifnya di dunia pendidikan, khususnya literasi.

Mbak Lanny Octavia dan mas Fathoni, peneliti AUSAID INOVASI seusai berbincang selama hampir 3 jam di Sanggar Kepenulisan PENA ANANDA CLUB. (Foto: dok. Pena Ananda Club)

Saya menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang mbak Lanny ajukan, sementara mas Fathoni menghubungi beberapa mitra Pena Ananda Club. Sebagaimana yang pernah kami tuliskan dalam laporan publik, mitra Pena Ananda Club sangatlah luas. Sebagaimana cita-cita awal, bahka snggar kepenulisan ini berkonsentrasi pada anak-anak (penduduk di bawah usia 18 tahun), maka konsentrasi anak-anak terbesar ada di sekolah-sekolah. Dengan demikian, sekolah merupakan mitra utama Pena Ananda. Mewakili sekolah, saya mengusulkan Ibu Tuti Haryanti yang sekarang menjabat sebagai Kepala SMP Islam Al Azhaar Tulungagung. Jauh sebelumnya, sejak tahun 2010 akhir, bu Tuti Haryanti yang saat itu masih guru di SDI Al Azhaar Tulungagung, meminta secara khusus kepada Pena Ananda Club untuk menjadi guru pendamping di Club Menulis SDI Al Azhaar Tulungagung selama 3 tahun. Karena itulah, saya merekomendasikan beliau, yang sudah sangat lama tahu dan bekerjasama dengan Pena Ananda Club.

Pertanyaan demi pertanyaan mbak Lanny, dari hulu hingga hilir perjalanan hampir 10 tahun Pena Ananda Club, saya jawab hampir selama 3 jam. (Foto: dok. AUSAID INOVASI).

Saya juga rekomendasikan Nuraisah Maulida Adnani, putri beliau, yang sejak kelas 4 sudah bergabung di Club Menulis SDI Al Azhaar Tulungagung, hingga selama 3 tahun berturut-turut berkesempatan diundang Kemendikbud RI untuk mengikuti Konferensi Penulis Cilik Indonesia. Selepas SD, beberapa karyanya diterbitkan secara indie oleh ibundanya. Sesungguhnya, selain LPI Al Azhaar yang telah lama bermitra, ada sejumlah sekolah yang secara reguler 1 semester, maupun insidental (pelatihan dan workshop), mulai dari tingkat SD/MI sampai SMA/SMK/MA.

Tim peneliti AUSAID Inovasi ke SMP Islam Al Azhaar untuk mewawancarai ibu Tuti Haryanti dan Nuraisah Maulida Adnani. (Foto: dok Pena Ananda Club).

Selama hampir 10 tahun perjalanan Pena Ananda Club, juga telah menjalin dengan mitra strategis, yaitu media, baik cetak, maupun elektronik. Ada yang memberikan fasilitas berupa liputan, baik terhadap kegiatan maupun prestasi yang diraih baik oleh sanggar Pena Ananda Club, maupun oleh nanda asuh yang telah meraih prestasi tertentu dalam bidang kepenulisan dan literasi secara umum. Ada juga media yang memberikan fasilitas ruang yang lebih luas dan kontinyu bagi Pena Ananda Club bersama mitra-mitranya melakukan kampanye dan edukasi literasi kepada masyarakat luas. Media terakhir ini adalah radio. Mbak Noek Rihargianto sebagai pelaku media, cukup lama mengenal Pena Ananda, dengan komitmen yang sama membuka ruang bagi Pena Ananda melalui siaran Kopi Pagi setiap Sabtu pagi di LIIUR FM, dengan branding yang sangat menarik, Pojok Literasi.

Dan sejak 2015, ketika literasi menjadi isu menarik secara nasional, diluncurkannya Gerakan Literasi Sekolah dan disusul Gerakan Literasi keluarga dan Gerakan Literasi Nasional, yang berdampak gairah gerakan literasi dengan cepat meluas, juga memberikan dampak terhadap Pena Ananda Club, yakni stakeholder yang semula tidak terlalu peduli dengan tawaran kemitraan dari Pena Ananda Club, kini satu persatu mulai membuka diri dan siap bekerja sama dengan Pena Ananda Club. Maka bertambahlah mitra Pena Ananda, seperti Forum Tulungagung Sehat, Himpaudi, dan organissi-organisasi kemasyarakatan lainnya. Untuk kemitraan ini, saya usulkan bu Lilik Yulianah, selain Humas Himpaudi Kabupaten Tulungagung juga pendamping desa. Meskipun belum begitu lama (dibanding lainnya) mengenal Pena Ananda Club dan kiprah luasnya, beliau dengan Himpaudi dengan berdesanya memiliki misi yang sama dengan Pena Anada Club.

Mbak Lanny bersama bu Lilik Yulianah seusai wawancara (Foto: dok Lilik Yulianah).

Sedang dari pihak Pemerintah kabupaten Tulungagung, saya usulkan bu Sulasmi yang membidangi PAUD Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tulungagung. Sementara secara langsung saya tidak mengetahui, siapa dari pihak Dinas Perpustakaan yang ditemui oleh teman-teman peneliti AUSAID Inovasi, yang waktunya bersamaan dengan menemui/mewawancarai bu Lilik Yulianah.

Selama hampir 3 jam, banyak informasi yang saya sampaikan ke mbak Lanny. Mulai dari berdirinya Pena Ananda, hal yang melatarbelakangi baik secara pribadi maupun kondisi sosial budaya kala itu, tantangan di awal berdiri hingga sekarang, solusi-solusi dan langkah-langkah Pena Ananda Club untuk menjawab tantangan-tantangan itu, program dan kegiatan rutin dan insidental yang telah dijalankan selama hampir 10 tahun, serta harapannya di tahun-tahun yang akan datang. Saya sampaikan, dengan pertumbuhan gerakan literasi yang dijalankan oleh para generasi muda, sangatlah membesarkan hati saya, sehingga Pena Ananda Club memutuskan untuk kembali ke khittah sebagai sanggar kepenulisan, diwujudkan dengan tahun 2018 ini menggalakkan Gebyar Literasi Sekolah yang ditargetkan 100 sekolah dalam setahun ini. Target memang harus tinggi untuk mengetahui tingkat rasio keberhasilan. Dengan target itu, Pena Ananda Club telah mengemas program dan strategi yang memberikan banyak keuntungan bagi sekolah, warga sekolah, hingga masyarakat orangtua siswa.

Pena Ananda Club akan mengambil peran lebih strategis dimana secara teknis aplikatifnya dapat dijalankan oleh para mitra yang bermassa angkatan muda, sehingga percepatan dan luas jangkauan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan. [***]

5 thoughts on “Sehari Peneliti AUSAID INOVASI Mendalami Pena Ananda Club

  1. Barokallah mantap go literasi Tulungagung, siap menjalankan sampai terbentuk penulis cilik dan guru.serta menjadi karakter yg mantap pada gemar.membaca dan menulis yg tertuang pada sekolah masing masing dalam mendukung gerakan GLN dan GLS, salam sagusabu dan sasisabu …

  2. Aamiiiiiin…..
    Mantap ustadzag Tuti. Semoga semua jalan terbuka lebar untuk melancarkan gerakan literasi ini.
    Pena Ananda Club siap untuk membantu hal-hal teknis sehingga guru memiliki banyak waktu untuk berkarya juga, tidak disibukkan dengan persoalan teknis seputar penulisan karya dan penerbitan buku, sebagaimana yang kami rancang di GEBYAR LITERASI SEKOLAH.

    Salam literasi.
    Salam luar biasa.

  3. Terima kasih…. bertambah energi lagi nih dari jeng Ririn Salto yang semakin luar biasa. Dalam waktu dekat saya akan main ke Salto untuk menyesap banyak ilmu. Inshaa Allah secepatnya…… aaamiiiiin…..

    Semangaaaaaaat…… ^_^

  4. Laporan yg keren dan komprehensif! Tak terasa 2 jam lamanya menimba inspirasi dari bu Tjut sebagai motor utama Pena Ananda. Bangga rasanya berkenalan dengan para pejuang literasi di sana. Semoga semangat ini bisa mengilhami wilayah2 lainnya juga. Aminnn…

Leave a Reply to Tuti Public Center Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *