BERJUANG Bukan Untuk Predikat PEJUANG

Tulisan pertama saya pagi ini, langsung menuai inbox. Saya semakin sepakat dengan terobosan lanjutan dari Mark Zuckerberg, dengan menambahkan tombol dislike di fesbuk, toh penulis status jarang ada yang tanya mengapa like, tapi mengucapkan terimakasih. Setidaknya orang terbuka bagaimana sikapnya pada status atau gagasan kita tanpa harus memberi alasan bertele-tele. Ini mirip kisah seekor semut yang membawa setetes air untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahi as. Meski tak akan memadamkannya, paling tidak semua orang tahu dia berada dipihak yang mana.
Ups… terlalu serius ya. Padahal obrolan di inbox tak seserius itu kok.

Dia    : Mau dibilang pejuang dia. :v

Saya  : Walaaaah… apa ini, non?
Dia    : Itu, catatan bunda.
Saya  : Kok bisa begitu kesimpulannya?
Dia    : Ya kan kalau haji, dibilang pak haji dan bu haji. Kalau berjuang ya dibilang pejuang.
Saya  : Ooooo… ngono ta? Sik tak nulis…. :v
Dan langsung saya ngibrit buka blog, menuliskan ini.
Begini mbakyu, dengan kacamata njenengan, memang semua manusia yang masih hidup pun yang sudah wafat adalah para pejuang-pejuang. Diakui atau tidak oleh ahli sejarah, kita semua adalah pejuang. Tidak ada dalam kehidupan kita itu yang tanpa perjuangan. 
Bahkan untuk sekedar menghalau rasa malas, termasuk malas membaca dan menulis, kita perlu berjuang melawan malas dan enggan.

Berjuang untuk melawan kantuk di pertiga malam terakhir, dikala shubuh, disaat pekerjaan sedang menumpuk. Berjuang menekan kesal dan marah ketika sesuatu tak seperti yang diharapkan dan direncanakan. Berjuang mempertahankan niat ketika hujan pujian dan banjir cobaan. Hehehe…
Artinya, semua kita adalah pejuang.
Menggunakan kata berjuang dalam tulisan kita, itu sama artinya mengunduh semua energi. Biasanya kita lebih bersemangat ketika membaca, mendengar, mengucapkan, dan menuliskan kata-kata yang memiliki energi. Coba baca dan rasakan saja.
Bahkan kita harus berjuang untuk menulis dan membaca.
Road to #FestivalBonorowoMenulis2015
#Bangoan, Kamis, 17/09/2015; 11:44

2 thoughts on “BERJUANG Bukan Untuk Predikat PEJUANG

Leave a Reply to Tjut Zakiyah Anshari Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *