Pameran Literasi – FBM 2015

Dianatara ragam kegiatan yang akan digelar di puncak acara literasi lokal, Tulungagung, tahun 2015 ini, adalah Pameran Literasi. Ada sekitar 25 booth yang disediakan dengan komposisi: 10 untuk komunitas, 5 untuk sekolah, 5 untuk perguruan tinggi dan ormas, 5 lagi untuk penyelenggara dan sponsor. Stan-stan ini adalah sumbangsih dari BRI (semoga tidak ada pergeseran rencana secara mendadak), sehingga juga akan diberikan gratis kepada peserta pameran.
Siapa saja komunitas yang dapat bergabung di pameran ini? Haruskan komunitas yang memiliki aktivitas literasi khususnya baca tulis? Lalu apa yang dapat dipamerkan oleh komunitas, sekolah, dan ormas?

Dengan memaknai kegiatan literasi secara luas, berarti warna-warni komunitas dapat bergabung dalam pesta literasi rakyat ini. Tidak harus komunitas kepenulisan atau Taman Bacaan Masyarat saja. Apalagi jika mengacu pada tema festival: Kekayaan dan Potensi Lokal Tulungagung Sebagai Sumber Inspirasi Yang Tidak Akan Kering, maka komunitas-komunitas yang berbasis lokalitas, sejatinya dapat berpartisipasi dalam ajang ini. Seperti komunitas Gunung Budheg Learning Centre yang sudah siap menjadi salah satu aktor dalam pameran literasi FBM 2015.

Sampai tulisan ini dipublikasikan, inilah komunitas-komunitas yang sudah siap untuk berpartisipasi dalam Pameran Literasi FBM 2015 yaitu:

  1. Komunitas Bina Qalam – Surabaya
  2. Komunitas Gunung Budheg Learning Center – Tulungagung
  3. Komunitas Kopi Comic Studio – Jakarta
  4. Komunitas API Bandung – Bandung Jabar
  5. TBM Alfa Salam – Tulungagung
  6. Komunitas Padhang Jingglang – Tulungagung
  7. Gos[s]ip Smudge Art Indonesia – Tulingagung

Belum ada sekolah yang antusias menawarkan diri untuk mengambil stan yang tersedia. Ya, peserta stan, sebagaimana komunitas-komunitas tersebut di atas, berinisiatif sendiri untuk partisipasi. Panitia tidak mengirimkan surat undangan khusus, dikandung maksud untuk menakar tingkat inisiatif literat lokal. Semua yang ada di FESTIVAL BONOROWO MENULIS 2015 dibangun dengan konsep kerelawanan. Demikian juga para partisipan, narasumber, dewan juri. Apalagi setelah resmi FBM 2015 tidak mendapatkan dukungan anggaran Pemkab Tulungagung (baca artikel ini).
Apa yang harus dijadikan isian stan?
Pastinya adalah karya dan informasi aktivitas literasi yang sudah, sedang, dan direncanakan untuk masa yang akan datang. Bagi partisipan yang sudah memiliki produk-produk literasi, seperti buku, rekaman dokumentasi audio, audiovisual, visual, dapat dijadikan bagian isian. Misalnya, buletin, majalah, majalah dinding (fisik atau dokumentasinya). Yang paling penting juga adalah buku/leaflet profil dan info-info penting kegiatan-kegiatan literasi di komunitas tersebut yang dapat dijadikan oleh-oleh bagi para pengunjung.
Itu kan sama saja dengan pameran yang biasanya ada? Apa istimewanya Pameran Literasi FBM 2015?
Booths literasi selain ruang informasi, juga ruang belajar. Artinya pengunjung dapat belajar hal teknis di stan-stan tersebut. Misalnya belajar menulis, membuat komik, merancang majalah dinding, atau lainnya. Selain workshop juga ada kelas-kelas bebas di stan-stan pameran.
Nah… keren bukan?

Dan lebih keren lagi karena, setiap petugas stan yang ditunjuk komunitas, dan juga penanggungjawab stan, berkesempatan (semi wajib) menuliskan testimoninya berpartisipasi dalam FBM pertama ini. Semua testimoni tersebut akan menjadi bagian dari buku dokumenter FBM 2015 yang akan diterbitkan di akhir tahun 2015.
Ini dia yang penting juga:
Stan diberikan secara gratis. Peserta wajib mengelola sendiri pamerannya, mengatur jadwal relawannya, dan merancang kegiatan literasi untuk isian stan selama 3 hari, 9-11 Oktober dari pukul 08.00-17.00.
Selaman bergabung di pesta literasi rakyat FESTIVAL BONOROWO MENULIS 2015
Salam literasi….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *