Relawan Kurir – FBM 2015

Hari itu, Jum’at, 18/9, 4 relawan menjadi kurir ke sekolah-sekolah untuk menyebarluaskan informasi Festival Bonorowo Menulis 2015. Kok baru hari itu, sementara informasi FBM 2015 ini sudah melalangbuana maya sejak bulan Mei lalu. Ya, sebuah catatan panjang yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dari kita semua.

Masjudi mendokumentasikan perjalanannya sebagai relawan saat mengantar surat ke sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Ngunut, Jum’at, 18/9 lalu.

Keempat relawan yang Jum’at lalu bergerak adalah Masjudi, Robin, Siwi Sang dan saya sendiri. Oh, saya menjadi kurir sudah sejak Sanggar Kepenulisan PENA ANANDA CLUB berdiri, 1 Agustus 2008 lalu. Pengalaman-pengalaman bertemu dengan para Kepala Sekolah, guru, dan staf, serta dialog-dialog yang sempat terjadi merupakan catatan-catatan yang sangat berharga bagi kami dalam menentukan langkah-langkah lebih lanjut.

Yang menarik adalah ketika saya membaca #CatatanRelawan yang dituliskan Masjudi dan mas Siwi di fesbuknya. Saya dan juga pembaca lainnya, yang tidak ikut dalam perjalanan mereka, dapat dengan mudah membayangkan setiap jengkal yang mereka lalui, dan setiap suasana dalam perbincangan yang mereka lakukan.

Kebiasaan mencatat setiap peristiwa itulah yang kami selipkan ditengah kerja kerelawanan untuk Festival Bonorowo Menulis 2015. Dengan demikian, para relawan tidak hanya beroleh lelah, dan melupakan pengalaman-pengalaman yang sebenarnya menarik dan mengayakan batin mereka, namun justru mengikatnya dalam sebuah prasasti perjalanan yang sewaktu-waktu dapat dibaca ulang untuk memperkuat langkahnya di masa depan.

Dalam satu kesempatan, Masjudi menceritakan, untuk menuliskan kembali pengalamannya itu, ia butuh waktu hampir satu jam. Kesulitannya terletak dalam pemilihan kata yang layak sehingga benar-benar menceminkan pengalaman perjalanannya. Lebih sulit lagi, ketika ia menuliskan pengalaman perjalanan yang sudah lewat beberapa hari sebelumnya.

Itu mengapa, saya dan mas Siwi, selelah apapun selalu berusaha segera menuliskan pengalaman yang kami temui hari itu, sesederhana apapun. Bahkan terkadang, kata dan bahasanya pun masih belepotan, karena antara kerja memori dan tenaga fisik yang tersisa tidak lagi saling mendukung.

Masjudi, Robin, dan kawan-kawan lainnya tidak perlu risau dengan tulisan awal yang jauh dari memuaskan. Semuanya sangat bergantung dari kebiasaan kita. Coba ingat kembali, keahlian apapun yang saat ini teman-teman kuasai, sejatinya juga mengalami momentum belepotan pada awal menjalankannya bukan? Tinggal bagaimana kita sering melakukannya, dalam kondisi apapun.

Selamat mencatat setiap perjalanan, kawan….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *