![]() |
| Photo by Canva |
Sebagai
perempuan, saya sangat excited
mengetahui besarnya angka partisipasi perempuan yang mengembangkan UMKM. Dilaporkan hasil riset Global Entrepreneurship
Monitor, womenpreneur di Indonesia
sebesar 14% dari total penduduk Indonesia. Sementara rilis
Kementerian Koperasi dan UKM bahwa 64,5% pengelolaan UMKM (dari total 37 juta
UMKM) oleh perempuan, meskipun mereka belum sepenuhnya memiliki akses ke
ekosistem pembiayaan dan digital. Apa alasannya? Padahal ekosistem pembiayaan
dan digital akan mempercepat perkembangan bisnis mereka.
Jika sesuai
dengan survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) tahun
2021, 73,08% dari 525 responden UMKM menyampaikan bahwa penjualan produk/jasa
sudah cukup baik tanpa internet sebagai alasannya. Mayoritas, yaitu 87,43%
responden UMKM menggunakan internet untuk menjalankan bisnisnya, bahkan 41,39%
sangat bergantung, dan 73,42% sudah menggunakannya lebih dari 2 tahun. Dan
80,34% dari mereka menggunakan layanan internet terbaik,
IndiHome. Mereka menggunakannya untuk promosi,
transaksi, dan mengelola bisnis dengan menggunakan beberapa software atau aplikasi yang memudahkan,
memperlancar, dan menghemat keluaran biaya perusahaannya.
Membaca
angka-angka yang dikeluarkan APJII, menunjukkan mayoritas perempuan pengusaha
sudah melek teknologi digital, sehingga sudah memiliki pengalaman menerima manfaat internet dengan baik, jauh sebelum pandemi.
Dua tahun terakhir, selama pandemi, pengalaman untuk memaksimalkan manfaat internet dalam bisnis semakin besar. Hal ini
bisa kita lihat dari keikutsertaan para womenpreneur
di kelas-kelas peningkatan kapasitas secara daring, mengoperasikan software yang membantu kinerja usahanya,
dan menggunakan platform bisnis yang mereka bangun.
Harus
diakui, pandemi menjadi momentum yang tepat bagi para perempuan pengusaha untuk
melakukan aktivitas tanpa batas hingga
benar-benar menemukan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan bisnisnya.
Bukan hanya untuk mengelola bisnis, promosi, penjualan, tapi juga peningkatan
kapasitas (tidak selalu yang berhubungan dengan dunia bisnis, seperti literasi
digital, namun juga yang secara pribadi untuk meningkatkan potensi dan nilai
diri), menjalin kemitraan, menemukan potensi diri yang selama ini tidak
disadarinya, dan lain sebagainya.
Silakan
Baca: Belajar Tanpa Batas Bersama IndiHome Broadband
Berlangganan
fixed broadband, IndiHome, internetnyaIndonesia dari Telkom Indonesia, adalah
keputusan yang sangat tepat. Apalagi jika seluruh proses pengelolaan usaha
menggunakan multi software atau
aplikasi dan menuntut kecepatan yang tinggi. Di masa pandemi sejak Maret 2020,
tingkat kebutuhan layanan internet terbaik
meningkat seiring dengan ditetapkannya semua aktivitas berpusat dari rumah.
Keputusan itu telah meringankan biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan internet seluruh anggota keluarga, karena para perempuan pengusaha
juga bisa memantau bisnisnya, dan melakukan koordinasi dengan timnya dan mitra
usahanya dari rumah dengan cepat dan tepat.
Silakan
Baca: Koneksi Terbaik untuk Gerakan Literasi TanpaBatas
Pertumbuhan
usaha mikro juga melesat di tahun 2020. Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Indrawati, menyampaikan bahwa baik usaha mikro maupunkecil, lebih dari 50% dikelola oleh perempuan. BKPM (Badan Koordinasi
Penanaman Modal) menginformasikan bahwa pengajuan NIB
(Nomor Induk Berusaha) melalui OSS (Online
Single Submission) mencapai 377.540 di bulan Oktober 2020, dan menjadi
rekor tertinggi di tahun itu. Keduanya menjadi kabar baik yang sekaligus
tantangan, bahwa peningkatan jumlah perempuan pengusaha juga harus segera
diiringi dengan literasi digital kepada mereka.
Yang
menarik, Telkom Indonesia tidak hanya mendukung
dengan menyediakan layanan internet terbaik, IndiHome, namun juga berupa pendampingandan permodalan. Hingga
akhir 2021, Telkom telah menyalurkan total Rp223,28 miliar pinjaman kepada
lebih dari 5.370 mitra binaan, tulis Bisnis.com. Lebih
lanjut dikabarkan, bahwa bentuk dukungan dalam pendampingan oleh Telkom
Indonesia adalah dengan Kurikulum UMK dengan beberapa tahapan modul literasi
digital, yaitu tahapan Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.
[***]
#InternetnyaIndonesia #AktivitasTanpaBatas #IndiHomeBlogCompetition2022
