Saya
mengenal Let’s Read
belum terlalu lama, sekitar tahun 2017. Baru kemudian tahun 2019 satu karya
saya menjadi salah satu diantara ratusan ebook keren di laman dan aplikasi Let’s Read yang dapat diakses secara gratis. Saat itu sudah tidak ada lagi bocah
di dalam keluarga saya, kecuali keponakan atau anak-anak teman dan tetangga
yang sekali waktu berkunjung. Rata-rata usia mereka di atas 7 tahun.
Anak-anak
dan para orang tua memberi saya banyak pengalaman baru untuk lebih memahami
kekuatan cerita-cerita bergambar yang sejak tahun 2010 terus meningkat relatif pesat.
Beberapa pengalaman telah saya tuliskan di blog saya ini.
Buku cerita
anak dengan disajikan dengan bergambar semakin banyak tersedia, baik secara
cetak maupun elektronik. Orang tua dan guru dengan mudah mendapatkannya sesuai jenjang
usia baca anak-anak (bukan usia biologis). Seperti contoh penjenjangan di Let’s Read mulai dari my first book yang terdiri dari beberapa frasa, satu
kalimat tunggal hingga tingkat 5 yang terdiri kalimat majemuk, seperti ebook
berjudul “Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan” yang diadaptasi dari dongeng
wayang kulit Bali. Bacaan ini juga saya gunakan sebagai salah satu bacaan
mandiri di salah satu modul PJJ kelas 5 yang disusun oleh Kemdikbud RI.
Baca: Inspirasi Bagi Guru dan Menutup “Learning Loss”
Saya membacakan
buku-buku bergambar pada anak-anak yang berkunjung ke sanggar saya, atau saya
temui saat kegiatan reading rally atau kunjung ke bangsal anak Rumah Sakit
(kegiatan Bali Sehat), dan juga saya anjurkan dan contohkan kepada para orang
tua (mayoritas ibu dan nenek) di setiap parenting session. Membaca buku
bergambar juga saya gunakan sebagai aktivitas awal dan stimulasi dalam
kelas-kelas menulis yang saya ampu.
Baca: Eduwisata Lereng Wilis
Baca: BALI DESA, Kembali Ke Desa [4]
Berdasar
apa yang saya amati secara langsung selama proses membacakan pictbook, serta
testimoni beberapa orang tua dan keluarga milenial, cerita bergambar memberi manfaat
dan keuntungan berlipat, bukan hanya bagi anak-anak tapi juga orang tua dan
anggota keluarga lainnya.
Pertama, bagi orang tua yang tidak punya pengalaman
mendengar dongeng di masa lalunya, sehingga saat menjadi orang tua masih merasa
asing dengan aktivitas mendongeng, gambar-gambar pada ebook Let’s Read membantu orang tua untuk
lebih menjelaskan cerita. Sedang bagi orang tua yang terbiasa mendongeng,
gambar-gambar juga membantu menciptakan ekspresi dalam wajah, suara, dan gerak.
Hal
menarik yang kerap kali terjadi adalah gambar-gambar itu merangsang anak menyampaikan
komentar, pendapat, pertanyaan meskipun tidak semua bisa dijawab orang tua, dan
terciptanya suasana komunikatif, yang menjadi manfaat kedua. Dua dari 27 orang tua menceritakan,
kebiasaannya membacakan buku bergambar semakin meningkat sejak bulan Agustus
2020 (setelah mengikuti kegiatan sanggar kami, Ngobrol Sehat atau Ngoseh) dan
dampak yang sangat menonjol adalah perbaikan komunikasi antara dia (ibu) dengan
putra-putrinya yang usianya antara 6-10 tahun.
Pada fase
berikutnya, setelah melewati pembiasaan membacakan buku selama 1-2 bulan, anak-anak
mulai mengekspresikan pengetahuan dan imajinasinya dari bacaan-bacaan itu.
Inilah manfaat ketiga, anak memilih tokoh-tokoh
yang menarik dari deretan ingatannya lalu diekspresikan dengan beraneka cara
atau media. Ada anak yang mengungkapkan dengan bermain peran dan si anak
memerankan beberapa tokoh sekaligus layaknya sedang mendongeng. Ada anak yang
mengekspresikan dengan menggambar tokoh-tokoh yang mengesankannya. Saat orang
tua bertanya tentang gambar itu, ia dapat menceritakan potongan-potongan cerita
dari buku yang dibacakan padanya.
Baca: Dongeng dan Permainan Tradisional
Nah,
manfaat kedua dan ketiga inilah yang sering saya temukan pada anak-anak kelas
menulis yang saya awali dengan membacakan pictbook.
Tiga
manfaat pictbook ini menambahkan sederet manfaat buku bergambar yang
sudah sering dan banyak ditulis para pecinta buku anak, pengamat, pendidik, dan
orang tua. Beberapa manfaat yang saya maksud, di antaranya: menumbuhkan minat
anak terhadap buku dan aktivitas membaca, menambah kosa kata, melatih dan
meningkatkan kemampuan berbahasa mulai dari bahasa verbal, menanamkan nilai dan
moral dengan cara menyenangkan, melatih keterampilan-keterampilan dasar yang
harus dikuasai anak (biasanya dengan pictbook yang dilengkapi beberapa
fitur).
Hidupnya
sebuah cerita atau dongeng ditandai dengan respon yang dimunculkan anak-anak
baik selama mereka berinteraksi dengan bacaan tersebut (dengan cara dibacakan
atau membaca sendiri), mengekspresikannya dalam bentuk dan media kreatif, atau
terjadi perubahan perilaku yang menunjukkan penerimaan dan pemahaman terhadap
nilai dan pesan moral dari cerita/dongeng. Hidupnya cerita dan dongeng juga
terbukti memberikan dampak pada emosi, interaksi keluarga, komunikasi,
kecakapan dan keterampilan, serta peningkatan kemampuan menalar simbolis,
analogis, fantasi, dan realitas.
AplikasiLet’s Read yang dapat diunduh di play store, atau laman Let’s Read, memiliki
kekayaan tema, latar belakang budaya, genre, sehingga sangat inspiratif dan tidak
membosankan. Orang tua dan anak-anak dapat dengan mudah memilih bacaan sesuai
dengan jenjang, minat, jenis (seperti science, non-fiction, nature,
folktales, atau lainnya), bahasa yang diinginkan (bahasa Indonesia, bahasa
asing, bahasa daerah).
Setelah
manfaat besar yang diterima anak-anak, sebagai manfaat pamungkas, dengan
seiring waktu, para orang tua menjadi kian terlatih untuk mengekspresikan
bacaan dan bersama-sama mereka menemukan ruang kreatif keluarga. Pada ruang ini,
komunikasi dan dinamisasi antaranggota keluarga akan terus menemukan jalan belajar
apapun secara menyenangkan dan gembira ria. Terlebih semua tema cerita di Let’s
Read telah berisi pembelajaran segala bidang: kesehatan, sosial, budaya,
lingkungan, dan sebagainya.


Anak-anak juga suka baca buku-buku di Let's Read.
Selalu menginspirasi 👍
Terima kasih…. maaf jika tidak komprehensif /|
Doa2 anak untuk gurunya
Mashaa Allah…..
Ini perpustakaan virtual andalan, yo mbak… 🙂
Asli, jadi kangen sama anak-anak muridku di ekskul menulis huhu…mereka juga suka banget dibacakan dongeng dari buku…
Pastilah kak Dedew…. setahun sudah tak bisa berhangat ria dengan mereka….. ^_^