Menulis Memoar Keluarga di Akhir Tahun

Saya sendiri tidak atau belum pernah melakukan penulisan memoar keluarga di setiap akhir tahun. Atau katakanlah tiap dekade, atau ulang tahun perak atau emas dari pernikahan.Tapi ide ini meluncur saja ketika tadi sore (Rabu, 30/12) mengulas kembali pentingnya memenuhi unsur dan prinsip jurnalistik dalam penulisan peristiwa. Saya menduga saja, pasti telah ada (entah berapa pun itu) yang melakukannya.

Foto hari kedua Workshop Menulis Peristiwa lewat zoom meet room yang diselenggarakan Yayasan Salman Mahir Cerdas (SMC), 29/12.

Penulisan peristiwa secara spesifik (bukan kumpulan peristiwa atau refleksi dari kumpulan peristiwa), rinci, dengan mengindahkan unsur dan prinsip jurnalistik, akan sangat membantu dan memudahkan kita atau orang lain untuk menulis memoar. Kecuali kita sendiri yang menulis memoar itu, dan kita memiliki ingatan yang cukup tajam terhadap peristiwa demi peristiwa dalam rentang waktu satu tahun atau lebih, ibarat berkendaraan umum, resiko ditanggung penumpang. Di sini, resiko ditanggung penulis.

Resiko apa saja yang mungkin muncul dalam penulisan memoar, atau biografi, atau otobiografi, saat miskin catatan atau tulisan peristiwa?

Pertama, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang hampir sama (jenisnya, orang yang kita temui, tempatnya, atau unsur lainnya dalam jurnalistik) memungkinkan tanpa sengaja saling kita pertukarkan.atau ter-distruct.

Kedua, kita lebih mudah mengingat (dan kemudian menuliskan) peristiwa atau kejadian besar atau yang memberi dampak besar (seperti perubahan pada sikap, keputusan hidup, interaksi sosial, dll) dan tanpa sengaja melupakan rincinya. Padahal ada kemungkinan dalam kerincian peristiwa itu ada nilai atau makna yang berguna bagi kita sendiri atau bahkan orang lain (jika mereka membacanya).

Ketiga, tanpa catatan atau tulisan peristiwa yang banyak dan rinci, effort yang kita keluarkan sangat besar untuk menyelesaikan satu buku memoar yang menakjubkan. Beda lagi kalau catatan/tulisan sebagai bahan baku tersedia, kita bisa mengompilasi dengan mudah, atau meramu, merakit sesuai dengan tema-tema yang kita inginkan. Misal, bab yang bercerita tentang kisah perjalanan bersama kelurga, tinggal kita kompilasi atau ramu catatan tentang perjalanan keren kita dalam setahun ini.

Suka dan dukung tulisan ini.

Penekanan pada unsur dan prinsip jurnalistik, sekilas menimbulkan kekhawatiran Bu Aryo tulisan yang kita sajikan menjadi kaku. Namun, sebenarnya tidaklah demikian. Jika bentuknya straight news, memang cenderung tampak kaku, karena sifatnya informatif yang ringkas padat namun jelas. Tidak demikian jika disajikan dalam format feature atau artikel. Akan tetapi, kunci yang paling utama adalah jam terbang. Semakin sering kita menulis, maka semakin lancar dan mengalir laksana kita sedang bertutur sahaja.

Kemudahan dalam menulis memoar adalah salah satu manfaat penulisan peristiwa yang kita lakukan secara istiqomah. Apakah saya sudah istiqomah? Beluuuuuum sodara…. Maka workshop ini mengingatkan saya agar di tahun 2021 menjadi lebih bergairah, no excuse, untuk nge-blog, mengabadikan jejak peristiwa saya. Meskipun saya tak yakin akan membuat memoar tahunan, setidaknya saya mempertahankan spirit saya: berbagi semangat literasi dan semoga menginspirasi…..

Salam…..

4 thoughts on “Menulis Memoar Keluarga di Akhir Tahun

  1. Melalui pertemuan yang luar biasa selama tiga hari, menginspirasi banget yang semoga saya tidak berhenti di situ saja. Bergerak dan terus bergerak menuliskan apa yang terlintas.

    "Kami perlu bukti bukan janji", gitu katanya
    hihi.#menyemangatidiri

    Terimakasih soso, mba Kiki..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *