Berkumpul dan Bersuka Menulis

Saat bu Yuni menawari saya untuk mengikuti pelatihan menulis ke Surabaya, tanpa pikir panjang saya menyanggupi. Meskipun alhamdulillah 2 naskah best practices saya sudah pernah menjuarai kompetisi nasional, salah satunya diselenggarakan Kemenpan RB, 1 naskah pernah membuat saya bersalaman dengan Pakde Karwo, yang saat itu Gubernur Jawa Timur, rasanya tetap perlu untuk mengisi daya lagi. Wong baterai HP saja bisa habis, dan semua yang fana itu pasti mengalami menyurutan dan penyusutan, maka tak ada alasan saya menolak tawaran peningkatan kapasitas diri. Syaratnya, sumber daya untuk mengikutinya pas tersedia atau bisa diupayakan dengan energi yang ada, hehehe…
Bersama dengan pak najib Sulhan, penulis lebih dari 50 buku yang sangat humble, sehingga kami merasa nyaman berdiskusi rgam hal terkait dengan penulisan dan tema yang akan kita usung sepanjang tahun 2020.


Jadilah kemarin (Sabtu, 11 Jan. 2020) kami berempat (saya, bu Yun, Misana, pak Iik) menikmati semburat fajar pagi di kereta api Doho. Separoh perjalanan saya dan bu Yuni bisa berbincang ngalor ngidul, masih seputar menulis dan impian, suatu kesempatan yang telah lama tak bisa diwujudkan. Indah sekali silaturrahim manfaat… ☺️☺️☺️
Sambil meunggu jadwal diskusi jam 12.30, kami menikmati waktu menyambut dhuhur di Masji Baiturohim, depan Unmuh Surabaya. Sedang bercerita senangnya saya dengan lontong kupang, e…. tak selang berapa lama penjual lontong kupang keliling lewat. 😅😅 Benar-benar rejeki. Akhirnya kami menikmati lontong kupang yang nikmatnya nano-nano….
Keseriusan 11 penulis di Warung Pustaka milik pak Najib Sulhan yang sudah mendedikasikan rumah warisan sebagai Rumah Menulis.

Membangun komitmen bersama untuk produktivitas menulis tahun 2020, dengan prinsip mengutamakan to be sebagai magnet to have.

Potret sederhna yang akan kami abadikan.


Diskusi tanpa mengulang materi menulis artikel. Pak Najib sangat percaya, penyampaian materi sudah tak perlu lagi. Materi dengan mudah bisa diakses dari sumber mana saja. Sebanyak pelatihan menulis yang ada, tanpa praktek, peserta hanya akan pulang dengan tangan kosong.

Maka langsung kami dianjurkan langsung menulis dengan tema yang sudah ditentukan. Target kami pasang, strategi kami diskusikan bersama. Yang menarik bukan mendiskusikan materi tentang penulisan artikel, tapi konten terkait tema. Pak Wandik, bu Endah, bu Maharti, pak Sarpan, pak Sulthon, tentu saja pak Najib sebagai penggagas embrio Komunitas Rumah Menulis, kami berdiskusi sangat dinamis. Kami yang sudah terbiasa menulis dalam kondisi apapun, alias gaduh pula, ya putus nyambung antara menulis, berbicara, dan mendengarkan…. hehehe….
Selepas shubuh di stasiun Tulungagung.

Menikmati lontong kupang di Masjid Baiturrohim, depan Unmuh Surabaya.


Harusnya artikel tuntas. Tapi nyatanya mayoritas harus menjadi PR.

BUKU… itulah satu diantara sekian target bersama.

Orang-orang hebat adalah yang selalu menguatkan sikap apresiatif pada orang lain. Demikian atmosfir siang hingga sore kemarin. Berkumpul dengan para orang hebat, yang tidak selalu berhujan pujian, tapi bisa mengubah kelemahan menjadi kekuatan, dan tantangan menjadi peluang. Setidaknya itu digambarkan bu Endah dengan calon bukunya yang bertajuk unik: “From Prettt to Perth”.

Bukumu sudah banyak?

Bersyukurlah. Namun bukan berarti yang masih setapak tak ada artinya. Banyak “From Prettt To Perth” yang akan membeliakkan mata kita. Begitulah energi orang hebat

Terima kasih untuk semua dan terima kasih penuh pujian hanya padamu Tuhanku, Allah…

Run run run …. running towards resolution 2020…
Bismillaah…..

4 thoughts on “Berkumpul dan Bersuka Menulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *