BALI DESA, Kembali Ke Desa [3]

Kreativitas Olah Limbah, Remaja Cerdas Finansial
Generasi
Z akhir yang saat ini tumbuh menjadi remaja, kembangnya usia kehidupan,
memiliki dinamika yang sangat menarik. Mereka tumbuh dan berkembang berdampingan
dengan kemajuan teknologi internet dengan loncatan yang sangat cepat. Anak-anak
yang sejak balita sudah diperkenalkan gawai, dan secara tidak langsung berkenalan
dengan internet, turut melakukan lompatan-lompatan untuk bisa beradaptasi
dengan instrumen yang saat ini setiap hari ada di genggamannya.

Forum Komunikasi Karang Taruna Kecamatan Kedungwaru (berseragam) memberi panduan peserta remaja BALI DESA Plandaan membuat prakarya dari bubur koran dan diikuti dengan dinamis dan antusias oleh seluruh peserta, Minggu (24/3/2019). (Foto: PAC)

Maka
tak heran kalau mereka lebih mahir dalam menggunakan banyak fitur di gawai dan
mengakses banyak laman-laman menarik melalui internet. Diantara para remaja ini
sudah ada yang pandai memanfaatkannya untuk melakukan transaksi-transaksi daring,
semisal berbelanja kebutuhan (termasuk makanan) secara daring. Diluar pemanfaat
media daring lainnya, Pena Ananda memberikan perhatian pada pemanfaatan
internet untuk transaksi di kalangan anak remaja. Bagaimana mengenalkan literasi
finansial
kepada mereka dengan bermula dari kebiasaan mereka.


Mengapa?
Karena mengubah kebiasaan atau menawarkan kebiasaan baru pada remaja memerlukan
proses kesinambungan hingga menjadi pemahaman dan kebiasaan. Proses harus
dilakukan sekreatif mungkin sehingga tidak terkesan menggurui dan memaksa.
Karena ini adalah ruang bebas kreatif yang berbeda dengan ruang formal yang
selama 5-6 hari telah mereka jalani.

Nilai
finansial yang ingin diperkenalkan di sesi BALI DESA ini adalah
1.     
Dengan
menggunakan daya kreatif sehingga bisa mengubah benda yang tidak atau kurang
bernilai menjadi memiliki nilai dan menghasilkan uang.
2.     
Mengalihkan
uang untuk konsumtif menjadi modal mengembangkan usaha.

Beberapa
remaja telah memiliki kepandaian untuk menjual produk secara daring.
Produk-produk yang tinggal jual ini mereka dapatkan dari pihak lain dan mereka
menjadi reseller. Di sesi ini, sahabat
dari Forum Komunikasi Karang Taruna Kecamatan Kedungwaru menjadi instruktur
dalam membuat karya berbahan koran.
Dari
4 desa yang sudah ber-BALI DESA, sesi ini sangat dinamis di 3 desa: Gendingan,
Mangunsari, dan Plandaan. Anak-anak sangat antusias berkarya bersama
kakak-kakak pemandu. Mereka berkreasi mencipta bentuk sesuai dengan petunjuk
pemandu maupun imaji. Yang menarik, anak-anak diijinkan membawa pulang
karya-karya mereka.
Kegiatan
kreatif produktif seperti ini bisa menjadi ruang belajar literasi budaya,
finansial, dan digital pada remaja yang tergabung dalam Forum Anak Desa, Karang
Taruna, maupun organisasi pelajar dan pemuda yang ada di tingkat desa. Jika
dapat berlangsung berkesinambungan, Desa dapat mendukung dengan menyediakan
ruang workshop yang hasilnya bisa
menempati satu sudut ruangan BUMDes.

Ini
adalah tujuan dan harapan jangka pajang dari stimuli BALI DESA.
Bagaimana
menurut Anda?
JJJ
(Bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *