Piknik Ekstrim Tiga Bersaudara

Bagi kawan yang masa kecilnya penggemar Lima Sekawan, menonton film ini pasti akan merasakan sensasi serupa dengan membaca karya Enid Blyton itu. Si kecil Veeti menyebut petualangan yang tak dibayangkan semula sebagai “piknik ekstrim” dan dirinya merasa terpancing dan tertantang. Beda dengan Aleksi, sang kakak yang menggunakan pemikiran rasional sehingga cenderung berhati-hati.

Toni, Aleksi, dan Veeti, tiga bersaudara yang berusaha menolong Andriana dari tangan para penculik. (sumber foto link ini).

Toni sama sekali tak menginginkan perjalanan wisata ke pulau Kos (Yunani), apalagi harus bersama dengan ibu dan kedua saudara tiriya. Ia menganggap ayahnya egois, tidak mau mendengarkan dan mempertimbangkan keinginannya. Berbeda dengan Toni, Aleksi dan Veeti, kedua saudara tirinya sangat bisa menerima kehadiran Toni. Veeti yang berusia sekitar 9-10 tahun tak segan untuk mengajak Toni berbicara, termasuk angannya ketika menemukan harta karun yang akan membuatnya kaya.

Kedekatan mereka mulai intens ketika Toni menceritakan kalau ia menyaksikan penculkan Andriana, gadis asli daerah yang memiliki kemampuan menyelam luar biasa. Toni sempat memburu mobil yang membawa Andriana dengan motor curian. Namun ia mulai waspada ketika sang penjaga pantai, Alexiana, ternyata bagian dari komplotan penculik. Kenyataan ini membuatnya menjadi tidak percaya untuk meminta bantuan kepada pihak kepolisian, karena ia menduga pasti ada oknum polisi yang juga terlibat. Dalam kondisi seperti ini, Toni meyakinkan dirinya dan kedua saudara tirinya, yang kemudian terlibat dalam pemburuan untuk melepaskan Andriana, untuk tidak mempercayai siapapun kecuali diri mereka sendiri. Alasannya, karena mereka tidak mengenal dengan pasti siapa saja yang berkomplot dengan pencuri dan penyelundup harta karun Athanasios.

Secara terpisah, Veeti dan Aleksi menemukan bahwa Ruben Fokas (arkeolog lokal) adalah komplotan Steffanus Karas, salah satu pengusaha yang sudah diidentifikasi sebagai pelaku perdagangan gelap barang-barang kuno Yunani. Ketiganya kemudian mengetahui kalau Ruben adalah pacar Alexandra, mereka komplotan yang sedang diburu polisi khusus, Art Crime Squad.

Meskipun ketiganya berhasil meloloskan Adriana dari maut, ternyata mereka menghadapi maut berikuntnya. (sumber foto link ini).

Kolaborasi tiga anak yang memiliki karakter yang berbeda ini sangat menarik sekali. Toni yang memiliki kepercayaan diri tinggi, cenderung mengabaikan pendapat-pendapat pesimistis, nekad, cerdik, fokus pada tujuan, dan kemudian karena kasus ini harus mulai mau mendengarkan pendapat kedua saudaranya. Aleksi yang paling tua, mungkin karena dituntut untuk lebih bertanggung jawab terhadap kedua saudaranya, lebih tampak ragu-ragu karena berhati-hati, meskipun juga pemberani. Nah si kecil Veeti yang cerdas, berwawasan luas (da diakui Andriana saat percakapan dengan Toni), layaknya anak kecil yang cenderung ingin mencoba dan melakukan apa saja, imajinatif, ketrampilan berbahasa melebihi kedua kakaknya, juga lebih suka dan berpihak pada keputusan-keputusan Toni yang menurutnya keren.