Sepertinya aura Kemah Kebangsaan yang berlangsung Sabtu (23/2/2019) lalu kuat membekas, sehingga tanpa saya sadari jari saya menentukan pilihan film yang saya tonton tadi malam, Museo. Film Meksiko yang disutradarai Alonso Ruizpalacios berkisah tentang peristiwa tahun 1985, pencurian besar di Museum Nasional Antropologi Nasional Meksiko yang dilakukan dua pemuda, Juan dan Wilson.
![]() |
| Juan dan Wilson yakin dapat lolos mencuri artefak di Museum Antropologi Nasional Meksiko di malam natal tahun 1985. (Foto https://www.goldenglobes.com/articles/museo-mexico) |
Karena terkontaminasi tayangan genre crime, alur Museo kurang dramatik dan gereget, kecuali saat berlangsungnya pencurian dan proses meloloskan diri (yang tak menampakkan sosok lain yang mengancam mereka), serta menit-menit terakhir di film ini, saat Juan memutuskan untuk mengambil resiko sendiri. Tapi tetap saja kurang memacu adrenalin, Juan cepat sekali menyerah tanpa adegan kejar-kejaran, menyelinap, adu fisik, padahal Juan bisa juga berkelahi seperti saat di cafe Paraiso (Pintu Surga). Atau ketika Juan dan Wilson melewati sekelompok tentara yang menghentikannya karena operasi narkoba, tidak terlalu menegangkan. Mungkin memag demikianlah kondisi keamanan di Meksiko tahun itu, meskipun di puluh terakhir menggambarkan bahwa polisi Meksiko sudah menetapkan Juan sebagai tersangka (melalui ucapan ayah Juan), tapi tak ada gerakan-gerakan yang menunjukkan perburuan Juan.
Ketika kemudian saya membaca artikel Liputan6 tahun 2014 yang menyatakan:
“Sayangnya, setelah hampir 20 tahun berlalu, pihak kepolisian tak mampu menguak kasus tersebut dan menyeret pelakunya ke meja hijau.”
berarti, kapan penangkapan itu terjadi? Waktu tak banyak mengubah profil sanga tokoh.
Seberapa pun kurang memuaskan semangat tontonku, film ini berhasil menghadirkan masa 1985 Meksiko, saat teknologi informasi dan komunikasi masih terbatas, sehingga cukup dimaklumi jika pelacakan pelaku sedemikian sulit. Demi menemukan alasan Juan melakukan pencurian, saya menonton hingga tuntas, dan tak ada alasan yang benar-benar diujarkan oleh seorang pemuda dari keluarga berada, terhormat, dan terdidik.
![]() |
| Sumber https://www.hollywoodreporter.com/review/museum-1087377 |
Museo juga berhasil membuat saya membuka beberapa laman karena terpancig keingintahuan lebih lanjut tentang peristiwa 1985 itu (dan hanya menemukan beberapa artikel saja, salah satunya yang diterbitkan Liputan6 tahun 2014), mitologi Aztec karena kemunculan wacana dewa Tloloc di awal film,serta ancient astronauts karena dimunculkan di dinding gua. Tentang wacana mahluk luar angkasa yang sudah menjelajah ke bumi sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu, pernah menjadi bacaan favorit saya saat kecil. Sepekan sekali selalu menunggu tulisan bersambung tentangnya di harian Suara Karya. Tulisan itu pula yang membuat saya sempat becita-cita menjadi astronot, hehehe… Hal menarik lainnya adalah situs Maya yang dikunjungi Juan dan Wilson demi menemukan teman yang bisa menghubungkan mereka di pasar gelap, para pemburu barang-barang kuno.
Film ini juga membuat saya ingin memburu sejumlah film dan drama seputar kemuseuman dan berharap sinema Indonesia juga akan meluncurkan drama/film berlatar museum yang tak kalah keren.
Museum memang keren dan seksi.
Inspiring…!!!
Salam literasi.

