Nulis kali ini biarlah sebagai pelepasan. Setelah seminggu, benar-benar bad mood menuntaskan naskah buku satu ini. Entah mengapa semangat seperti sedang terjun bebas. Bahkan sudah saya coba melakukan terapi, tetap saja susah bangkit. Rasanya seperti hendak menutup dan enggan membukanya kembali.
What happen with me?
Ada keinginan dalam hati untuk menulis banyak hal yang meletup-letup dalam pikiranku. Namun harus kutahan sembari kukatakan,”Selesaikan dulu naskah buku itu. Jangan kecewakan klien.” Dan kulupakanlah sedemikian banyak tarian ide yang sangat menggoda, bahkan saat ini, saat curhatan ini kukeluarkan, aku nyaris lupa limpahan ide-ide dan aura yang dibawanya.
Menyesal? Tentu saja!
Hilangnya ide, bahkan kalau toh bisa dibangkitkan kembali, auranya sudah tak sama dengan saat pertama kali muncul… itu adalah kebangkrutan yang luar biasa bagi penulis. Eh, sederhanakan arti saja, penulis itu mereka yang suka nulis ya….
Sudah ngedit bukunya berhadapan dengan mental block, ide pun terpaksa tergadaikan hanya karena ingin mempertahankan pengeditan buku. Astaghfirullaahal ‘adziim. Ini sungguh tidak menguntungkan sama sekali!
Aku tidak tahu, apakah menuliskan ini akan menjadi terapi mujarab bagiku. Setidaknya mulai besok, Allah membimbingku untuk bangkit semangat, meneguhkan hati dan pikiranku, serta melimpahkan kemudahan bagiku dalam menyelesaikan proses editing. Kali ini, aku seperti menunggu keajaiban setelah beberapa upaya tak menunjukkan hasil menggembirakan.
Aku mengakui, ini masalah yang sangat besar bagiku, dan aku harus mengikhlaskannya dengan pengakuan ini. Aku benar-benar ikhlas ya Allah terhadap masalahku ini. Sungguh aku pun pasrah hanya padaMU untuk bangkitnya semangat, keteguhan hati dan pikiran, serta permohonanku untuk Engkau mudahkan aku menuntaskan pekerjaanku ini.
My good destiny….. aamiiin…..
