PENA DAN TINTA SELAMATKAN NYAWA

Membaca dan menulis menghidupkan harapan diambang keputus
asaan. Bahkan menulis menyelamatkan sebuah nyawa sang pahlawan yang siap
menghadapi kematian di tali gantungan!

 Kim Chang Soo ditangkap karena membunuh tentara Jepang yang
bersekongkol dalam pembunuhan Ratu Myeongseong. Ia tak berhasil menunjukkan
bukti yang dapat melepaskannya dari jerat hukum peradilan Joseon yang sudah
dibawah kendali Jepang. Baginya tak ada lain kecuali hukuman mati.

Sebelum hukuman mati dijatuhkan kepada teman satu selnya (Go Jin Sa,
pimpinan pergerakan petani Donghak),  tahulah dia kalau seluruh tahanan mengenali
siapa dia, orang penting dalam kemiliteran Joseon. Hari-hari menjelang kematian
Go Jin Sa, Chang Soo mulai mendapat tempat di hati teman-temannya. Keteguhan
pendirian, kepandaiannya serta kemampuan menulisnya menarik perhatian Ma Sang
Goo, orang yang paling ditakuti dalam penjara Ren Chuan, hingga merembet ke seluruh
isi penjara, termasuk kepala sipir, Lee Young Dal (Yoo Seong Mok). Bahkan Sang
Goo mulai belajar menulis dari Chang Soo. Chang Soo mulai membantu
teman-temannya untuk menuliskan kisah hidup mereka yang ingin selalu mereka
ingat.

Sampai kemudian Go Jin Sa menjalani hukuman mati, tekad Chang Soo
semakin kuat untuk melepaskan teman-temannya dari lingkaran kebodohan. Dimulai
dengan belajar menulis. Bagi para tahanan, tak ada faedah yang dapat
diterima jika mereka dapat menulis. Menulis tak membuatnya kenyang, bisa cepat
keluar dari penjara, dan terhindar dari hukuman mati. Demikian protes
teman-teman Cang Soo. Sang Goo memanfaatkan kekuasaannya, meski tak bisa
memberikan alasan yang logis, ia memerintah seluruh temannya percaya dengan
kata-kata Chang Soo. “Dengan menulis dan membaca, kita tak mudah
untuk dibodohi”.

Akhirnya mereka pun belajar menulis dan membaca. Ruang tahanan pun
berubah menjadi sekolah. Tak hanya dalam ruangan, mereka pun belajar di lahan
penjara, dengan tanah sebagai media tempat menulis. Mereka pun mulai bisa
mengirim kabar kepada keluarga, yang membuat keluarga mereka tak habis keheranannya.
Gerakan Chang Soo pun akhirnya sampai ke telinga media yang kemudian
memublikasikannya.

Membaca kabar buletin Joseon, Kang Hyung Sik (Song Seung Heon) sebagai
kepala penjara teramat murka. Ia pun mendapatkan tekanan dari penguasa Jepang
yang sudah sepakat untuk memobilisasi tahanan dalam pembangunan rel Kereta Api
Joseon. Tak ada cara lain untuk melemahkan semangat para tahanan kecuali
melumpuhkan Chang Soo.

Pembangunan rel KA pun berlangsung. Sebuah insiden yang nyaris
merenggut banyak nyawa terjadi. Momentum itu dimanfaatkan Chang Soo untuk
melakukan perlawanan terbuka. Di ujung pistol Hyung Sik, ia mengajukan 3
permintaan yang harus dipenuhi jika proyek rel KA tetap ingin dijalankan. Makanan
yang layang, tempat tinggal yang memadai, serta waktu dan tempat untuk
belajar!!! Kepada
teman-temannya ia juga menanamkan semangat dengan cara bersama-sama menuliskan
(dalam sesi belajar menulis): TEKAD
MEMBAWA KEBERHASILAN.

Meski amat murka, Hyung Sik tak bisa berbuat lebih kecuali memenuhi
agar proyek tidak memancing murka Jepang. Sampailah masa eksekusi Chang Soo
tiba. Di detik-detik tali yang hendak menggantung Chang Soo melepaskan nyawa
dari badannya, surat perintah dari Kaisar pun tiba! Surat itu dikeluarkan
Kaisar berdasarkan surat permohonan yang ditulis dan ditandatangani para
tahanan, meminta Kaisar membebaskan hukuman mati Chang Soo yang telah berjasa mempertahankan
harga diri Joseon dengan membunuh orang Jepang dalam insiden Eulmi yang
menyebabkan kematian sang ratu, serta telah mengajari mereka (para tahanan)
untuk menulis dan membaca agar mereka tak mudah dibodohi. Surat ini menyadarkan
Kaisar kalau tugasnyalah menyelamatkan nyawa rakyatnya dari kekuasaan Jepang
yang sudah mencengkeram ranah hukum Joseon.

Sampai di sini, alur Man on Will
melepaskan saya dari kekecewaan karena kekhawatiran tokoh utama yang sangat
nasionalis dan literat ini akan benar-benar mati sebagai pahlawan. Ending penangkapan Hyung Sik karena
korupsi dan kaburnya Cang Soo dengan ketiga teman satu selnya, hanya sekedar
melengkapi drama perjalanan idealisme sang tokoh utama.

Buat kalian yang demen banget dengan sinema Korea, film ini sangat recommended!