Zaki dan kawan-kawan memilih hari Sabtu, 26 Maret, sebagai momentum awal dibukanya Angkringan Asik. Tidak ada wara-wara yang heboh, cukup mereka berkumpul bersama dengan kami menikmati suasana syahdu malam pertama. Satu dua penduduk sekitar Pasar Senggol Bangoan bertandang memesan kopi atau wedang jahe dan menikmati jajanan.
| Mencicipi suasana dan menu yang ditawarkan Angkringan Asik di malam pertama. (Foto: Siwi Sang) |
Fasilitas yang pasti menarik bagi pelanggan adalah free wifi. Saat ini, pemanfaatan fasilitas itu bisa jadi belum maksimal, masih sebatas berburu hiburan. Ke depan, dengan beberapa realisasi pendekatan yang telah kami rencanakan, pemanfaatan free wifi di Angkringan Asik akan sesuai yang kami harapkan.
| Sangat nyaman untuk mengerjakan tugas, membaca, dan berburu informasi di dunia maya sambil menikmati kopi panas dan jajanan ringan. (Foto: Siwi Sang) |
![]() |
| Siang pun cukup menyenangkan untuk saling bertemu. (Foto: Zakyzahra Tuga) |
![]() |
| Apapun yang dikerjakan, meski di tepi jalan, tetap nyaman. (Foto: Zakyzahra Tuga) |
Keberadaan Angkringan Asik memberi kesempatan kepada teman-teman untuk menggelar kegiatan pembelajaran kreatif di sini, dengan ruang terbuka, semi terbuka, lesehan ataupun tidak.
1. Pelatihan dan kelas menulis untuk personal dan komunitas.
2. Pelatihan dan kelas blogging untuk personal dan komunitas.
3. Pelatihan dan kelas mendongeng untuk personal dan komunitas.
4. Pelatihan dan kelas jurnalistik untuk personal dan komunitas.
5. Diskusi dan bedah segala topik.
Bagi Zaki dkk, memulai mengelola sebuah usaha, sekecil dan sesederhana apapun, sangatlah mustahil langsung terwujud sebagaimana yang diharapkan. Apalagi kegiatan ini dilakukan paruh waktu ditengah kegiatan utamanya sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Kediri. Itu mengapa, setelah buka selama 2 malam, lalu libur selama 5 malam, karena mereka sedang menghadapi UTS.
Sinergitas-sinergitas sederhana semacam inilah yang saya yakin bisa menghidupkan banyak titik aktivitas baca di pelosok daerah. Bahkan mungkin sekali, PENA ANANDA CLUB termasuk yang sangat terlambat mengambil langkah demikian. Setidaknya, catatan ini akan sangat membantu PENA ANANDA merangkai momentum-momentum penting dalam sejarah perjalanannya.
[***]


