Saya mendapatkan informasi ini dari sahabat kuliahnya mas Siwi Sang, mas RM Kurniawan Master Desiarto. Siang itu dia menceritakan kalau baru saja mengirimkan abstrak untuk Seminar Nasional di UNY dengan tema sastra dan seni dalam pembentukan karakter. Sebenarnya, semangat saya untuk mengetahuinya hanya 30%. Tapi mas Kurniawan semangat sekali menginformasikan hal itu, bahkan mendorong saya dan mas Siwi untuk juga mengirimkan abstrak.
Kabar itu saya terima tanggal 4, dan deadline pengiriman abstrak tanggal 6. Hanya dalam tempo 3 hari saya harus sudah memilih dari sekian banyak subtema dan kemudian meyakininya memiliki banyak data pendukung untuk menuliskannya. Karena keyakinan itu harus dibuktikan dengan penulisan abstrak yang batas akhir pengirimannya hanya 2 hari lagi.
Saya sangat menghargai mas Kurniawan, menghargai sahabat suami saya. Dibilang mengenal dengan baik, juga belum. Tapi apa yang dipercaya oleh suami saya, setidaknya saya juga mempercayainya. Itu saja kunci sederhana yang saya terapkan.
Upaya mas Kurniawan tidak boleh saya sia-siakan. Entah gagasan ini bukan hal yang baru, masih mentah atau mengkal, yang pasti akhirnya saya memilih salah satu subtema setelah berdiskusi dengan suami, yaitu: Penelitian Sastra Anak Dalam Rangka Penguatan Karakter Bangsa. Sementara mas Siwi tampaknya tidak terlalu antusias, meskipun sempat menunjukkan subtema yang berhubungan dengan kearifan lokal menjadi minat dia. Ah, saya memang tidak pandai memaksa dia. 🙂
Saya sangat tidak menyangka kalau hasil review abstrak, gagasan saya dinyatakan lolos untuk dipresentasikan di Seminar Nasional UNY. Sangat bergengsi ketika dunia akademisi melihat kiprah praktisi sebagai kontribusi dalam keilmuan. Bahkan, perguruan tinggi yang ada di Tulungagung saja belum ada yang tertarik mengambil topik gerakan literasi yang dilakukan oleh Sanggar Kepenulisan PENA ANANDA CLUB. Maka kesempatan di UNY benar-benar kesempatan emas di mata Nusantara.
Gagasan utama saya sebenarnya bagaimana aktivitas literasi yang sudah jelas berperan peting dalam character building emndapat sorotan utama, termasuk apa yang sudah Sanggar Kepenulisan PENA ANANDA CLUB lakukan selama ini. Pada awalnya di makalah saya nanti, saya akan mengulang pedapat para pakar neurologi, aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam perkembangan otak anak. Karena apa yang tertanam dalam otak merea dan hati mereka itulah yang sejatinya membentuk karakter mereka sepanjang hayat. Lalu, secara strategis hingga taktis, apa saja yang sudah PENA ANANDA CLUB lakukan, sebagai sebuah kontribusi kebangsaan melalui dunia literasi.
Ah, menurutku itu suatu hal yang biasa dan siapapun dapat menuliskannya. Mungkin kelebihannya terletak pada good practices-nya. Saya dengan PENA ANANDA CLUB-nya. Entahlah. Baru akan tahu ketika nanti tanggal 27 April 2016, saat pelaksanaan Seminar Nasional di UNY.
Bagiku, ini sesuatu banget. Memaparkan gagasan literasi lokal di ajang Nasional yang pasti bersama dengan pakar sastra, pakar literasi, dan akan menuai banyak ilmu pengetahuan dan mitra yang sangat saya butuhkan dalam gerakan literasi PENA ANANDA CLUB di Tulungagung.
Salam literasi.
