Pesta Baca dan Kreasi Anak Pesisir Sine #1 – [3]
Realita di
catatan sebelumnya, dimana anak-anak lebih akrab dengan produk teknologi informasi dan komunikasi, dapat terjadi dimana saja. Terlebih di wilayah yang relatif mudah mengakses jaringannya. Baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan bahkan daerah yang dianggap terpencil, memiliki resiko yang sama besar, perlu mendapatkan perhatian besar pula. Perbedaannya, di wilayah perkotaan, sudah ada kelompok orangtua dan guru yang melek informasi dan media, sehingga dapat menjadi pendamping anak-anak dalam pemanfaatan produk TIK tersebut. Bagaimana dengan para orangtua, guru, dan kelompok warga dewasa di wilayah pedesaan dan daerah terpencil yang dapat mengakses TIK?
Realita ini juga menyadarkan kita untuk kembali menguatkan tradisi lisan, tradisi mendongeng, sembari berlanjut pada tradisi “membacakan dongeng”. Di dalam dongeng-dongeng yang telah ada atau akan kita ciptakan, akan lebih baik jika terkandung pesan bagaimana memanfaatkan TIK untuk kemanfaatan, yaitu secara CAKAP (Cerdas, Kreatif, dan Produktif). Dongeng adalah penyampai pesan yang menarik.
 |
| Saking menariknya metode mendongeng Yoga Setyawan Rarasto, sampai-sampai anak-anak merekamnya dengan menggunakan gadget yang mereka miliki. (Foto: Heri Azolla Sp.) |
Saking menariknya, saat Yoga Setyawan Rarasto mendongeng tentang pentingnya menjaga kebersihan pantai dan laut untuk mencegah terjadinya bencana, anak-anak merekamnya dengan menggunakan gadget milik mereka. Tentunya, mereka ingin lagi dan lagi melihat dan mendengar, bagaimana dongeng ini diramu dan disajikan menarik dan partisipatif.
Apa yang menarik bagi pak Fiqri dan Yoga yang pada hari Minggu (24/1/2016) lalu mendongeng kepada anak-anak, sangat menarik untuk pula kita ketahui. Mayoritas pendongeng akan merasakan manfaat-manfaat berikut:
- Tertantang untuk banyak membaca kisah-kisah yang akan didongengkan.
- Bagi para pendongeng yang kreatif, dan memilih untuk menciptakan dongengnya sendiri, mereka tertantang untuk menambah waasan dari beragam ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dilakukan pak Fiqri dan Yoga, mereka berdua mendongengkan kisah yang mereka susun sendiri.
- Jika terus dikembangkan ke beragam media, kebiasaan mendongeng ini dapat didokumentasikan dan dibuat sejenis film dongeng. Dongeng-dongeng baru yang dicipta oleh pendongengnya, dapat juga dituliskan hingga diterbitkan menjadi buku kumpulan dongeng.
- Tertantang untuk menambah wawasan terkait teknik dan cara mendongeng yang menarik dan menghipnotis penikmatnya (anak-anak). Demikian juga yang disajikan pak Fiqri dan Yoga, dengan menggunakan pendekatan dan metode yang berbeda. Pak Fiqri dengan kisah tentang orang kaya dan tidak terlalu pandai namun pelit itu, menggunakan pengisahan (story telling) saja. Sedang Yoga memadukan antara story telling dengan teatrikal yang dilakukan spontan oleh para penikmat.
- Mendongeng sebagai cara relaksasi, mengeluarkan energi, ekspresi, yang tanpa pendongeng sadari juga menjadi saluran pelepasan energi-energi negatif.
Sedang diantara keduanya, antara pendongeng dan anak-anak, akan tercipta ikatan (bonding). “Ikatan” antara orangtua-anak, guru-siswa, teman sebaya, itu adalah modal terciptanya komunikasi harmonis diantara keduanya. Apalagi jika selama kegiatan mendongeng ada bagian-bagian interaktif, saling bersahut menyambung, terkadang beradu imaji dan ide, terutama jika anak-anak sudah beberapa kali mendengar dongeng itu. Bagi para orangtua yang sudah berpengalaman melakukannya, pasti punya pengalaman, bagaimana sang anak memotong kisah yang sedang didongengkan, lalu dia melanjutkannya sendiri, dan terkadang tidak sesuai dengan kisah yang pernah didengarnya. Lihatlah, bagaimana otak kanannya bekerja demikian fantastis.
Mendongeng menjadi salah satu kegiatan di Pesta Baca dan Kreasi Anak Pesisir Sine, hari Minggu (24/1/2016) lalu. Pak Fiqri dan Yoga berhasil memikat anak-anak, menanamkan pesan untuk giat membaca, belajar supaya pintar, selalu berbagi, dan jaga kebersihan untuk menghindari bencana alam. Mendongeng di pesta ini ditujukan untuk:
- Melanjutkan rangkaian untuk menghangatkan dan mencairkan suasana antara pendamping/relawan dan anak-anak, menciptakan bonding. Dengan bonding itulah anak-anak akan bersama-sama melakukan kegiatan selajutnya.
- Merangsang imaji dan ide untuk kegiatan selanjutnya, yaitu MEMBACA, MENDONGENG, MENGGAMBAR, dan CIPTA KARYA.
Bagaimana kegiatan selanjutnya?
Salam literasi…
#CatatanEduwisata06
#CangkrukBaca03
#PenaAnandaClub
#Bangoan, Selasa, 26/1/2016; 11:52