Lomba Menulis FBM 2015

Selama 3-4 tahun terakhir
ini, 
lomba menulis semakin sering digelar.
Penyelenggaranya mulai dari komunitas, lembaga pendidikan, penerbit, hingga
kementerian-kementerian. 
Menulis terasa semakin penting,
hingga harus dijadikan ajang perlombaan untuk mendapatkan karya-karya terbaik
yang layak didokumentasikan dan diterbitkan.



Menulis dalam sebuah
perlombaan memberikan manfaat besar, bukan hanya bagi peserta tapi juga bagi
penyelenggara dan perkembangan bidang-bidang yang tercover dalam tema lomba.
Diantara manfaat-manfaat yang didapatkan oleh
 penyelengara adalah:

1. Mendapatkan dokumentasi naskah-naskah
terbaik dalam koridor tema tertentu. Didalam naskah-naskah itu pasti memuat
unsur-unsur berikut sesuai dengan
 genre tulisan: dokumentasi
(data, fakta), analisa, gagasan, imajinasi yang mengayakan dan memperdalam
makna dari 
obyek/ide tulisan.
2.  Mendapatkan gagasan-gagasan
baru
 yang membuka wacana untuk dikembangkan lebih lanjut, misalnya dalam
kerangkan penelitian ataupun kreativitas dengan pengalihmediaan, semisal
pengalihan sebuah naskah menjadi karya film.

Yang lebih pasti, peserta
akan mendapatkan manfaat besar. Jika peserta adalah individu didalam sebuah
institusi, baik itu mewakili institusi ataupun tidak, pasti manfaat akan
didapatkan oleh individu maupun lembaga dimana dia berada. Apa saja manfaat
yang bakal diterima peserta? Diluar 
para pemenang yang mendapatkan manfaat
lebih berupa hadiah, semua peserta berpeluang besar menerima manfaat-manfaat
berikut ini:
1. Mengembangkan
multi ketrampilan
. Sebenarnya jika dikaji, menulis itu tidaklah suatu pekerjaan
yang sederhana. Ada proses-proses pra menulis, selama dan pasca menulis, yang
masing-masing juga membutuhkan ketrampilan. Misalnya, merumuskan ide dengan
menggali data dan fakta, ketrampilan wawancara, merumuskan kerangka tulisan
yang melatih berfikir sistematis dan obyektif, dan seterusnya.
2.  Sehingga, meskipun ada
mitos bahwa orang yang piawai menulis itu lemah dalam percakapan, tapi para
penulis dapat
 merumuskan gagasan-pendapatnya dan
menyampaikannya secara sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan
. Karena, menulis
bukanlah proses secepat berbicara. Ada tahapan-tahapan yang dilalui.
3. Pengalaman demi
pengalaman menulis yang dilakukan peserta, akan meningkatkan 
jam
terbangnya
,
sehingga menulis menjadi kebiasaan, serta naskah-naskahnya pun semakin berbobot
dan mudah dicerna pembacanya.
4.  Bagi peserta yang masih
membutuhkan pendamping dan pembimbing, sudah pasti manfaat serupa akan diterima
oleh pendamping/pembimbing.

Pengetahuan dan
ketrampilan itu terus berkembang, demikian juga dengan 
kepenulisan. Maka,
pengalaman-pengalaman peserta, pendamping, pembimbing, juga merupakan mutiara
berharga dalam pengembangan teori-teori kepenulisan.

Yang tidak kalah
pentingnya adalah manfaat untuk mengembangan ilmu pengetahuan, seni, budaya,
ekonomi, dunia perbukuan, dan literasi, yang juga melibatkan masyarakat
pembaca.

Maka, Lomba
Menulis
 juga menjadi bagian yang paling penting dalam FESTIVAL
BONOROWO MENULIS 2015
. Hal itu menjadi salah satu alasan, mengapa DL lomba diundur
sampai tanggal
 30 September 2015 yang akan datang.

Tema yang diusung dalam
lomba ini, sama seperti tema dalam festival:
 Kekayaan dan
Potensi Lokal Sebagai Inspirasi Yang Tak Pernah Kering
.

Apa maksud tema itu dalam
lomba menulis ini?

Peserta wajib menjadikan
kekayaan dan potensi lokal sebagai inspirasi penulisan.

Apa saja kekayaan dan
inspirasi lokal itu?

Segala macam baik yang
hidup maupun mati dan ada di sekeliling kita. Dapat saja itu berupa seni,
tradisi, peninggalan-peninggalan sejarah masa lalu, wisata, kuliner, dan masih
banyak lagi.

Tema yang sulit. Banyak
calon peserta yang mengeluhkan tema lokalitas. Padahal, peserta lomba dibatasi,
khusus yang diakui sebagai warga Tulungagung. Sekilas, sulit dipahami mengapa
peserta justru merasa kesulitan untuk mengunduh fakta-fakta dan informasi di
sekitar mereka. Tapi itulah faktanya. Ada sesuatu yang berhasil mencerabut
mereka dari akar-akar kehidupan dimana mereka tumbuh dan berkembang.

Jelas, tema ini akan
kembali mengantar mereka 
pulang, untuk mengenal lebih
dekat dan semakin dekat tentang Tulungagung yang sedemikian kayaraya.

Ada 7 jenis tulisan yang
dilombakan, dengan maksud, peserta memiliki pilihan dalam menuangkan ide sesuai
dengan gaya penyampaian yang mereka gemari dan kuasai. Bagi pecinta fiksi,
gagasan berbasis lokalitas itu dapat dituangkan dalam wujud cerita
pendek, 
cerita cekak, puisi, atau geguritan. Bagi peserta yang tidak
suka bermain di dunia imajinasi, dapat menuangkannya dalam wujud berita, 
feature, atau artikel.

Endingnya apa?

Selain naskah dari para
juara (1-3), ada beberapa naskah yang dianggap layak, akan didokumentasikan
dalam
 Buku Bunga Rampai Bonorowo Menulis (1), yang insya Allah
diterbitkan di akhir tahun 2015. Ada
 3 buku bunga
rampai
, yaitu
untuk anak-anak (pelajar SD/MI), remaja (palajar SMP/MTs dan SMA/SMK/MA), dan
dewasa (dari kategori umum). Sehingga buku-buku itu dapat dinikmati pembaca
sesuai dengan usia dan kebutuhannya.

Bukan hanya itu. 

Seluruh juri,
pendamping/pembimbing, peserta (yang bersedia), diberi kesempatan untuk
menuliskan 
testimoninya dalam perlombaan ini. Semua testimoni itu akan diolah dan
menjadi bagian dari 
buku dokumenter yang berjudul Festival
Bonorowo Menulis 2015, Sebuah Gerakan Literasi Rakyat dari Tulungagung untuk
Nusantara
. Judul yang panjang namun akan kita desain menjadi sangat
indah.
Karena itu, mari
berbondong-bondong mengikuti Lomba Menulis FBM 2015 ini dengan penuh semangat.
Izinkan para calon peserta menjadi bagian dari 
prasasti
FBM 2015
.

Salam literasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *