Edisi_4
H-26
Catatan Tjut Zakiyah Anshari
Relawan itu identik dengan sukarela. Suka ya gembira ria, ceria, menyerap energi positif untuk mengeluarkan energi yang positif juga. Rela disepakati sebagai sebuah kemauan hati, tanpa paksaan, penuh keikhlasan, ketulusan. Dan tak ada satu pun yang menggerakkan kecuali yang Maha Kuasa. Teori-teori amal dan retorika apapun takkan mampu untuk menggugah yang jiwa dan batin terlelap.
Seringkali kita temui, gerakan kerelawan yang memiliki impian dengan misi-misi tertentu diikuti para relawan dengan ragam latar belakang. Tidak jauh-jauh. Relawan Festival Bonorowo Menulis 2015 sangat beragam, dan semua mengambil peran sesuai dengan potensi yang dimiiki masing-masing. Ada yang masih pelajar, ada juga para profesional non bidang literasi. Jika guru, pustakawan, penulis, awak media, komukis, sineas, bergabung sebagai relawan FBM 2015, bukanlah suatu hal yang baru. Jiwa dan semangat literasi –khususnya membaca dan menulis– telah ada dalam dada mereka. Namun, tatkala pegiat masyarakat, pertanian, kesehatan, fotografer, pengusaha, juga turut memperjuangkan kesuksesan FBM 2015, ini baru berita menarik.
Kedelapan, kerelawanan membuka cakawala kita bukan hanya tentang apa yang sedang diperjuangkan bersama, namun juga korelasinya terhadap potensi dan pengembangan diri kita. Itulah sebabnya, penting dalam FBM 2015 ini nanti, semua pegiat FBM 2015, relawan, bahkan pengamat, menuliskan testimoninya di buku FESTIVAL BONOROWO MENULIS 2015, Hadirkan Gerakan Literasi Rakyat Dari Bonorowo Untuk Nusantara yang akan diterbitkan sebagai buku dokumenter pasca FBM 2015.
Yang tidak pernah diduga oleh para relawan adalah energi positif yang dikuarkan itu justru bagai medan magnet untuk menyerak seluruh potensi positif yang sekitarnya. Maka tak heran, kebaikan demi kebaikan berhamburan datang menghampiri ruang-ruang yang dipenuhi dengan semangat kerelawanan. Kehadiran yang bukan hanya artifisial semata.
Mengapa tak semuanya dapat terserap?
Mengapa harus semua, jika sedikit saja dapat bermakna.
Dan masih dapat kita unduh dan unggah semangat serta manfaat lain menjadi bagian dari gerakan kerelawanan. Kelak, testimoni para relawan dalam buku dokumenter itu akan sangat mengayakan wacana gerakan, dan harapannya kembali memantik semangat yang sama untuk kehidupan yang jauh lebih baik lagi. Karena sejarah telah mencatat, perjuangan-perjuangan kemanusiaan dan kebaikan justru meuncul dari jiwa-jiwa tulus para pelakunya. Merekalah tokoh-tokoh kehidupan yang barangkali luput dicatat dalam buku sejarah dan dokumen negara. Bahkan mereka tidaklah menganggap itu penting.
Lalu, bagaimana jika masih ada kawan-kawan yang hendak bergabung sebagai RELAWAN FBM 2015?
Tidak ada yang berhak mengalangi niat seseorang untuk melakukan kebaikan.
Maka akan selalu terbuka pintu dan ruang untuk kawan-kawan lainnya.
Lalu mengapa ada pembatasan pendaftaran RELAWAN FBM?
Agar penyelenggara memiliki gambaran minimal potensi untuk menguatkan titik pacunya secara bertahap.
Selamat bergabung dengan Sahabat Relawan Festival Bonorowo Menulis 2015.
[Habis]