| Thuthak Thuthuk Gathuk menyedot batin penikmat Gebyar Sastra Ke-2 malam itu, Sabtu (21-2-2015). |
Kebersamaan mereka tak dapat disebut sebagai sebuah kesadaran. Oky tidak bisa menyebutkan dengan kata yang gamblang, yang pasti ada ikatan sangat kuat diantara mereka, ada rasa kangen untuk selalu berkumpul, berjalan bersama, dari satu tempat ke tempat lain. Dia menyebutnya lebih mirip dengan skap solidaritas. Oky yang berbasis teater, saat akan olah tubuh di sawah, teman-teman yang lain dengan senang hati akan ikut berlatih, meski latar belakang mereka bukan teater. Begitu juga kalau ada teman mereka yang mau berlatih musik, yang lain, termasuk Oky, akan dengan senang hati turut berlatih meski mereka bukan pemin musik. Begitulah, kemerdekaan yang justru membuat ikatan mereka kian menguat.
![]() |
| Berfoto dengan kru Thuthak Thuthuk Gathuk lengkap, dengan mbak Asrie Dede, pak Widi Suharto. (Dok. Rumpoko Jati Kusumo) |
Dalam berkarya pun, Oky mengatakan tak harus duduk dan menyediakan waktu khusus untuk menulis lirik dan nadanya. “Tidak seperti penulis yang harus melakukan seperti itu,” katanya. Mereka juga akan melakukan bersama-sama, misalnya dengan sebuah perjalanan antara pasar dengan suatu tempat yang terkadang tanpa tujuan pasti. Di satu tempat mereka menemukan rangkaian nada, dan di tempat lain mereka menemukan larikan syairnya. Di tangan teman-teman, keduanya diramu, dipadupadan, diharmonisasi, hingga siap menjadi satu karya yang siap tampil di acara bulanan yang digelar di Bojonegoro, Purnama Sastra.
Katanya lagi,”Kami tidak tahu, kalau sudah dijadikan komunitas, apakah kami masih solid seperti ini? Kalau masing-masing kita sudah tidak lagi merasa merdeka, bagaimana bisa merasa nyaman, kangen, dan mau berkumpul seperti ini?”
Setidaknya, demikianlah gambaran merdeka didalam pandangan tetua Thuthak Thuthuk Gathuk.
Meski sesungguhnya tak ada kemerdekaan yang sesungguhnya. Setidaknya kita berlompatan dari keterjajahan yang satu ke keterjajahan yang lain. Kenikmatan dalam keterjajahan itulah yang kemudian menjadi kemerdekaan baru bagi kita.
Salam MERDEKA…!!!
Salam dari Sanggar Kepenulisan PENA ANANDA CLUB.
#Bangoan, Minggu, 22/2/2015; 18:17

Salam Literasi, Karya, Sastra, Eureka! ^^
Luar biasa, aku bangga. Go a head TTG
Yuuuuuk….. mari…. 🙂
Berharap dapat menginspirasi anak-anak muda di wilayah lain, untuk mengembangkan kearifan lokal dengan sentuhan-sentuhan yang hebat…. 🙂