Naskah ini telah dimuat di website
Tulungagung:http://tulungagung.go.id/index.php/jurnalis-warga/item/95-jadikan-festival-tulungagung-membaca-sebagai-agenda-tahunan
Taman
Kusuma Wicitra (alon-alon) Tulungagung, Minggu (11/5) digempitakan
dengan gerakan literasi Festival Tulungagung Membaca 2014. Festival ini
kali kedua, setelah yang pertama dilaksanakan tepat 11 Mei 2013 yang
dibuka oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah
Kabupaten Tulungagung Drs. Edy Suyanto, MSi. MM, atas nama Bupati
Tulungagung.
Tahun ini, dengan mengusung
tema “Meningkatkan Semangat Membaca Menuju Masyarakat Tulungagung Yang
Cerdas dan Bijaksana”, merupakan wujud kepedulian masyarakat sebagaimana
yang disampaikan Suharno, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung
dalam sambutan yang sekaligus membuka Festival TM 2014 ini. Lebih
lanjut, beliau berharap, kegiatan Festival Tulungagung Membaca 2014 ini
menjadi agenda tahunan.
Jika tahun kemarin, kegiatan
dimulai dengan sosialisasi dan kampanye melalui radio dan kegiatan
Cangkruk Baca dan Kreasi setiap Minggu di Taman Kusuma Wiicitra (sampai
tanggal 5 Mei 2013, sebagaimana disepakati panitia), dan dimeriahkan
dengan beragam lomba, maka tahun ini difokuskan pada kegiatan lomba
saja. Menurut Ahmad Fauzan, Ketua Panitia, semua kegiatan ini adalah
swadaya panitia, dan ini berbeda dengan tahun lalu yang didukung juga
melalui anggaran Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Tulungagung.
![]() |
| Suharno, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung saat memberikan sambutan dan membuka resmi Festival Tulungagung Membaca 2014. (Foto: Yudi Kurniawan) |
Karena
itu, harapan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung untuk
menjadikan Festival Tulungagung Membaca sebagai aktivitas literasi
tahunan Tulungagung, menurut Siwi Sang, pegiat literasi dari Sanggar
Kepenulisan Pena Ananda Club, harapan ini memberi pesan bahwa Pemerintah
Kabupaten Tulungagung akan memberi dukungan penuh dalam proses
pelaksanaannya. “Seharusnya, kegiatan literasi tidak hanya bersifat
gebyar saja. Ada kegiatan proses untuk mendekatkan literasi dengan
masyarakat, seperti yang masih rutin kami laksanakan, Cangkruk Baca,
Kreasi dan Sastra di alon-alon Tulungagung setiap Minggu pagi. Artinya,
bukan hanya gemebyarnya yang beroleh dukungan, tapi juga upaya-upaya
yang dilakukan warga litera secara kontinyu ini,” lanjut Siwi, penulis
buku GIRINDRA: Pararaja Tumapel-Majapahit itu.
Festival
tahun ini terjadi peningkatan partisipan Taman Bacaan Masyarakat. Jika
tahun lalu hanya 8 TBM yang berpartisipasi, tahun ini mencapai 12, dari
seluruh TBM dan Sudut baca di Tulungagung yang mencapai sekitar 40,
hanya 17 diantaranya yang sudah memiliki ijin operasional . “Sebenarnya
mengurus ijin operasional itu sangat mudah, asal memiliki Akte
Pendirian,” ungkap Retno Dewi, Subdin PNFI Dinas Pendidikan Tulungagung
saat berkunjung ke stan Pena Ananda Club.
“Mempermudah
TBM untuk mengurus ijin operasional, juga merupakan bentuk dukungan
penting untuk gerakan literasi lokal. Jadi, festival bukanlah
segala-galanya, tapi festival merupakan satu bentuk informasi aktif para
pegiat literasi kepada publik tentang kemajuan yang dicapai TBM dan
Sudut Baca,” tukas Siwi Sang.
[]
