Jurus Baru Penyuluh Pertanian



Ada nuansa
berbeda melingkupi ruang pertemuan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Tulungagung (BKPPT), di Selasa pagi, 29 Mei 2012. Sebanyak 42 pegawai  berseragam krem, duduk tertib menghadap
laptop masingmasing, bersiap menyerap jurus baru dari Bunda Zakyzahra Tuga.

Setelah Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional BKPP, Ir. Bambang
Surodjo
membuka pelatihan jurnalistik pengelolaan blog
BPP dan blog KJF-
BKPP angkatan pertama itu, Bunda Zakyzahra Tuga langsung mengisi sesi
pertama, memaparkan dasardasar penulisan jurnalistik yang terdiri dari 5W dan
1H, diteruskan dengan teknik penulisan artikel. 


Beragam tanggapan
bermunculan di awal pelatihan yang rencananya berlangsung tiga hari. Para
peserta yang setiap harinya berkecimpung di bidang penyuluhan pertanian, merasakan
bahwa, menyampaikan gagasan lewat tulisan, ternyata lebih sulit dan ribet
ketimbang melalui lisan. Bagaimana mencari tema, memulai kalimat pertama, juga
menyajikannya dalam bentuk menarik, baik, dan enak dibaca, merupakan serentet
persoalan yang membutuhkan pemecahan segera.
“Isi, bahasa,
dan bentuk penyajian, sangat menentukan baik tidaknya sebuah artikel,” terang
Bunda Zakyzahra Tuga, pemateri yang selalu bersemangat ini, menanggapi keluhan
di sesi pertama.

Pemateri
menambahkan bahwa untuk menulis artikel, penguasaan masalah yang hendak
dikupas, sangatlah penting. Jika menulis sesuatu masalah yang tidak dikuasai
dengan baik, menyebabkan tulisan tidak menyentuh inti permasalahan, jauh dari
tujuan penulisan, bahkan menjadi tidak logis.

Seluruh peserta
pelatihan yang merupakan alumni Pelatihan Pembuatan dan Pengelolaan Blog BPP
angkatan pertama ini sepakat dengan pemaparan dari pemateri, bahwa untuk
menulis sebuah artikel, jangan mengambil permasalahan yang sudah basi. Ketika
menulis artikel, hakikatnya sedang menyampaikan informasi, baik berupa gagasan,
penafsiran, analisa, tanggapan, catatan peristiwa, dan sebagainya. 

“Permasalahannya,”sambung
Bunda Zakyzahra Tuga, “sesuatu yang basi bagi sebagian orang, boleh jadi terlihat
baru bagi sebagian lainnya.”

Karena itu, masih
menurut pemateri yang setiap hari bergiat di Pena Ananda Klub Tulungagung,
sebelum menulis artikel, lebih dulu mengetahui pembaca mana yang bakal dibidik.
Ini menjadi penting untuk menentukan bentuk penyajian, isi, dan penggunaan
bahasanya. Tulisan yang ditujukan kepada petani, tentu berbeda dengan tulisan
yang ditujukan kepada kalangan akademisi, baik dalam segi gaya bahasa maupun
penggunaan istilah popular dan ilmiah. 

“Penulis adalah
produsen dan pembaca adalah konsumen sebuah tulisan. Sebagai produsen yang baik
tentu harus mengenal siapa sasaran konsumennya,” kata Bunda Zakyzahra Tuga mengakhiri
sesi pertama.

Semangat tetap
terjaga. Bahkan, selesai menyerap jurus pertama, seluruh peserta kian antusias,
bertambah haus pada materi selanjutnya. (siwisang)



[***] 


Sumber tulisan: Catatan FB Siwi Sang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *