(F): Bukankah aku telah penuhi semua kemauannya, dan kusenangkan hatinya. Tapi mengapa dia tetap merasa tersiksa dan merana?
(Q): Kau tak mampu mendatangkan kemashlahatan apapun padanya tanpa izinNYA.
(F): Aku pun merasa kehilangan jalan keluar, apa lagi yang harus kulakukan?
(Q): Karena kau pernah “berazam dengan lafadz yang jelas” bahwa kau “tak perlu memohon petunjukNYA” kembali ketika seseorang mengingatkanmu. Allah Mengetahui apa yang kamu tak punya pengetahuan apa pun tentangnya. Ia mencatatnya dan menunggu sampai kamu bisa menyelesaikan sendiri urusanmu.
(F): Aku merasa tak percaya lagi dengan hidup ini.
(Q): Istighfar lah atas ucapanmu itu. Itu adalah kesombonganmu berikutnya setelah kesombongan-kesombonganmu sebelumnya.
(F): Aku lelah menunggu pertolongan Allah datang.
(Q): Bukankah Dia tak lelah menunggumu memohon ampun padaNYA dengan tetap terus mengabulkan permintaan-permintaanmu, sedangkan itu adalah berlebihan.
(F): Padahal aku disesatkan. Mengapa Tuhan tak hokum yang menyesatkan aku, tapi malah aku?
(Q): Hentikan su’udznmu. Dia Maha Tahu siapa berbuat apa, sedangkan hisabNYA tak meleset sedikitpun. Kamu tak punya hak sedikitpun menghakmi apa yang Allah kerjakan jika tak ingin menambah bebanmu.
(F): Hatiku terasa sakit sekali.
(Q): Kau blang aku sakit sekali? Tidak! Kecuali kau perlu mohon padaNYA untuk menghilangkan penyakit-penyakit pada diriku yang menghalangi cahaya dan hidayahNYA menjadi petunjuk bagimu. Kamu memang harus berusaha keras.
(F): Apakah akan berhasil? Apa jaminannya?
(Q): Itulah dirimu! Sering lupa pada KuasaNYA yang melebihi apapun. Aku mewarisi sifat hanifNYA, karenanya kukatakan kebenaran ini padamu. Allah itu sebagaimana sangkamu.
Dan Fulan meneteskan air mata dikarenakan kesadarannya, sedangkan selama ini ia hanya menangis karena takut kehilangan semua yang dicintainya. Perlahan dilangkahkan kaki dalam niat yang mantab, uzlah… Untuk temukan ketenangan dihari-harinya menuju taubat. Setiap langkahnya penuh dengan istighfar dan menyebut asmaNYA, diselanya permohonan,”Ya Allah, jika telah tiba saatku, matikanlah aku dalam keadaan telah bertaubat, Kau sucikan dan khusnul khotimah”. Dia tak menyadari seluruh makhluk disekitar mengamini dan meringankan langkahnya dengan tasbih padaNYA… Subhanallaah…
Kota Marmer, 26 September 2008 (sekitar 11.00)