Maka dengan membawa anaknya, Darsih memulai petualangannya untuk menemukan keberadaan suaminya.
Dalam setiap perjalanannya, ia akan menetap di suatu daerah untuk beberapa waktu. Berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dan menjalani kehidupan yang sangat dramatik dalam setiap upaya menemukan Akbar. Kultur yang berbeda, bahasa, bahkan stigma lantarania seorang perempuan yang mengelana untuk menemukan sosok laki-laki yang ‘diakuinya’ sebagai suami. Tidak semua percaya begitu saja, meski ia menunjukkan surat nikah. Karena, jika ‘tidak terjadi sesuatu’ mana mungkin laki-laki pergi begitu sja. Lalu mengapa ia mau bersusah payah mencari suaminya jika tidak karena sesuatu hal. Di jaman sekarang, kesetiaan dan cita-cita seperti yang dimiliki Darsih sangat langka. Aneh…..